CAHAYA MEMBACA SURAH AL KAHFI
Di dalam kamar saya, sekitaran tahun 84-85, Saya mendengar Ustadzah Yatmi Salim, Kampung Janis, Pekojan, ceramah di pengajian nenek saya, di rumah. "Baca Al Kahfi… saban Jum’at. Mulai dari Kamis sore, ampe Jum’at maghrib waktu nya. Ntar ibu-ibu mukenye bercahayaaa…”
Saya mendengar dengan seksama. Yusuf Mansur kecil saat itu udah tau, tentu bukan buat ibu-ibu doangan ini nasihat.
Hanya karena Ustadzah Yatmi sedang bicara di depan pengajian ibu-ibu, maka beliau hanya manggil, nyebut, ibu-ibu.
Saya pun tergerak. Terdorong. Untuk ngedawamin Al Kahfi. Alhamdulillaah. Pahala buat semua mata rantai ilmu.
Makin hari, makin ada kepahaman, bahwa cahaya itu memang dibutuhkan oleh kita semua. Nuurullaah. Cahayanya Allah.
Kalo ga ada cahaya, gelaplah dia. Sering orang bilang, “Hidup gue lagi gelap nih.”
Sebagiannya bilang: “Masa depan gue, suram.”
Sebagiannya lagi ada yang merasa, ga ketemu jalan keluar.
Di mana jalan keluar bukannya ga ada. Ada. Namun ga kelihatan, sebab gelap atau digelapkan.
Ga kelihatan, atau sebenernya ga bisa ngelihat. Maka perlu cahaya.
Salah satu pendatang cahaya itu adalah surah Al Kahfi. Bila dia pedagang, dagangannya bercahaya.
Bila dia pekerja, karirnya bercahaya. Terang.
Jika dia pelajar, mahasiswa, jalannya sebagai pelajar, mahasiswa, terang, penuh prestasi.
Dan harapan beasiswa serta masa depan yang terang. Jika dia punya hutang, ia bisa melihat banyak jalan keluar.
Jika ia belom berjodoh, tempat-tempat di mana jodohnya ada dan bakal ada, diizinkan Allah bisa “terlihat”, kelihatan, dan datanglah jodoh untuknya.
Rumah tangga, yang membaca dan dibacakan Al Kahfi, saban Jum’at,
Maka teranglah rumah tangganya. Bercahaya. Ga gelap. Ga buram. Ga suram.
Lihatlah wajah yang tak bercahaya, cantik, ganteng, jangan-jangan tetap ga enak dilihat.
Sebab memancar barangkali kegelapan dari hati yang busuk. Bacalah Al Kahfi.
Semoga cahaya itu diadakan Allah hingga yaumul qiyaamah…
sumber FB Ustaz Yunus Mansur
Saya mendengar dengan seksama. Yusuf Mansur kecil saat itu udah tau, tentu bukan buat ibu-ibu doangan ini nasihat.
Hanya karena Ustadzah Yatmi sedang bicara di depan pengajian ibu-ibu, maka beliau hanya manggil, nyebut, ibu-ibu.
Saya pun tergerak. Terdorong. Untuk ngedawamin Al Kahfi. Alhamdulillaah. Pahala buat semua mata rantai ilmu.
Makin hari, makin ada kepahaman, bahwa cahaya itu memang dibutuhkan oleh kita semua. Nuurullaah. Cahayanya Allah.
Kalo ga ada cahaya, gelaplah dia. Sering orang bilang, “Hidup gue lagi gelap nih.”
Sebagiannya bilang: “Masa depan gue, suram.”
Sebagiannya lagi ada yang merasa, ga ketemu jalan keluar.
Di mana jalan keluar bukannya ga ada. Ada. Namun ga kelihatan, sebab gelap atau digelapkan.
Ga kelihatan, atau sebenernya ga bisa ngelihat. Maka perlu cahaya.
Salah satu pendatang cahaya itu adalah surah Al Kahfi. Bila dia pedagang, dagangannya bercahaya.
Bila dia pekerja, karirnya bercahaya. Terang.
Jika dia pelajar, mahasiswa, jalannya sebagai pelajar, mahasiswa, terang, penuh prestasi.
Dan harapan beasiswa serta masa depan yang terang. Jika dia punya hutang, ia bisa melihat banyak jalan keluar.
Jika ia belom berjodoh, tempat-tempat di mana jodohnya ada dan bakal ada, diizinkan Allah bisa “terlihat”, kelihatan, dan datanglah jodoh untuknya.
Rumah tangga, yang membaca dan dibacakan Al Kahfi, saban Jum’at,
Maka teranglah rumah tangganya. Bercahaya. Ga gelap. Ga buram. Ga suram.
Lihatlah wajah yang tak bercahaya, cantik, ganteng, jangan-jangan tetap ga enak dilihat.
Sebab memancar barangkali kegelapan dari hati yang busuk. Bacalah Al Kahfi.
Semoga cahaya itu diadakan Allah hingga yaumul qiyaamah…
sumber FB Ustaz Yunus Mansur
Comments
Post a Comment