⚔ ⚔⚔ ADA APA DI BULAN SYA’BAN ? ⚔ ⚔⚔


Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah wa ba'du.

Bulan Sya’ban (bulan ke-8 dalam kalender hijriyah) yang jatuh sebelum bulan Ramadhan adalah bulan yang memiliki kekhususan, di antara kekhususan tersebut adalah sebagai berikut:

◑ Bulan dilaporkannya amalan tahunan kepada Allah.

Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu berkata, Aku bertanya, wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa pada suatu bulan sebagaimana engkau berpuasa pada bulan Sya’ban. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

"Sya’ban adalah bulan yang terlupakan oleh manusia, terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan yang di dalamnya amal perbuatan akan diangkat (dilaporkan) ke sisi Rabb semesta Alam, maka aku lebih suka kalau amalanku diangkat sementara aku sedang berpuasa." [HR Ahmad 5/201 no 21753, dishahihkan oleh syaikh Al-Albani didalam As Shohihah 4/1898]

Yang dilaporkan di bulan Sya’ban ini adalah amalan tahunan, karena amalan-amalan hamba itu dilaporkan oleh malaikat kepada Allah dalam tiga waktu:

1• Amalan tahunan yang dilaporkan di bulan Sya’ban.
Ini sebagaimana di dalam hadits Usamah di atas bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ

"Ia adalah bulan yang di dalamnya amal perbuatan akan diangkat (dilaporkan) ke sisi Rabb semesta Alam." [HR An Nasai, shahih sunan Nasaai no: 2221]

2• Amalan mingguan yang dilaporkan disetiap hari senin dan kamis.

Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak melakukan puasa pada hari senin dan kamis. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

«تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالخَمِيسِ، فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ»

"Dilaporkan amalan-amalan itu setiap hari senin dan kamis, maka aku suka kalau amalanku dilaporkan dalam keadaan aku sedang berpuasa." [HR Tirmidzi: 747, shahih Targhib watarhib no. 1027, 1029]

3• Amalan harian yang dilaporkan setiap pagi dan petang.
Yaitu pagi pada waktu shalat subuh sedangkan petang pada waktu shalat ashar. Hal ini didasarkan pada riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Silih bergantian pada sisi kalian malikat malam dan malaikat siang, mereka berkumpul pada waktu shalat subuh dan shalat ashar, lalu naiklah malaikat yang semalam bersama kalian, maka Allah bertanya kepada mereka, dan Dia maha mengetahui terhadap mereka." Bagaimana kalian tinggalkan para hamba-Ku? maka para malaikat menjawab, "Kami datangi mereka dalam keadaan shalat (ashar) dan kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat (subuh)." [HR Bukhari: 555, Muslim: 632]

◑ Bulan yang dianjurkan padanya untuk memperbanyak ibadah khususnya ibadah puasa, karena bulan Sya’ban adalah bulan yang banyak dilalaikan oleh manusia. Sementara beribadah pada saat-saat yang dilalaikan oleh manusia pahalanya sangat besar di sisi Allah.

As Syaukani rahimahullah berkata: "Yang nampak bahwa maksud hadits adalah mereka melalaikan dari mengagungkan bulan Sya’ban dengan berpuasa padanya, (tidak) sebagaimana mereka mengangungkan Ramadhan dan Rajab dengan berpuasa." [Nailul Authar 7/151]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak melakukan puasa di bulan Sya’ban. Sebagaimana diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: لاَ يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: لاَ يَصُومُ، فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

"Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berpuasa sehingga kami mengatakan kalau beliau tidak pernah berbuka (tidak puasa), dan beliau pun berbuka (tidak berpuasa) sehingga kamipun mengatakan kalau beliau tidak pernah berpuasa, aku tidak pernah melihat beliau menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa selain di bulan Sya’ban." [HR Bukhari: 1969, Muslim: 175]

Bahkan saking seringnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa di bulan Sya’ban, Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha ia mengungkapkannya dengan ungkapan puasa sebulan penuh:

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلَّا شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ

"Aku tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali pada bulan Sya’ban dan Ramadhan." [HR Tirmidzi: 736[

Dalam lafadz lain di ungkapkan:

أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلاَّ شَعْبَانَ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ

"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam setahun tidak berpuasa sebulan penuh selain pada bulan Sya’ban, lalu dilanjutkan dengan berpuasa di bulan Ramadhan." [HR. Abu Daud: 2336, dan An Nasa’i, Al Kubra: 7966. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih, lihat shahihul jaami’ no 4628]

Yang dimaksud puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Sya’ban ini bukan puasa sebulan penuh tapi maksudnya banyak melakukan puasa tidak seperti bulan-bulan lainnya.

Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Al hafidz Ibnu Hajar rahimahullah beliau berkata: "Maksudnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak berpuasa di bulan Sya’ban dan Tirmidzi telah menukil dari Ibnul Mubarak bahwasanya ia berkata, boleh saja dalam bahasa arab apabila seseorang banyak berpuasa di satu bulan untuk dikatakan telah berpuasa di satu bulan penuh." [Fathul bari, Ibnu hajar 4/214]

As Sindi rahimahullah berkata dalam menjelaskan hadits Ummu Salamah: "Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyambungnya antara puasa Sya’ban dengan puasa Ramadhan, yakni beliau puasa kedua-duanya (Sya’ban dan Ramdhan) dzahirnya hadits menunjukan kalau beliau berpuasa penuh pada bulan Sya’ban.. Namun telah datang (riwayat) yang menunjukan sebaliknya, oleh karena itu hadits ini dibawa kepada makna bahwa beliau berpuasa hampir seluruhnya di bulan Sya’ban seolah-seolah dianggap telah berpuasa penuh di bulan Sya’ban yang disambung dengan bulan Ramadhan." [Hasyiah As Sindi ‘Ala Sunan Ibni Majah 1/505]

Oleh karena itu Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:

وَلا أَعْلَمُ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ الْقُرْآنَ كُلَّهُ فِي لَيْلَةٍ ، وَلا صَلَّى لَيْلَةً إِلَى الصُّبْحِ ، وَلا صَامَ شَهْرًا كَامِلا غَيْرَ رَمَضَانَ

"Aku tidak pernah tahu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca Al Quran seluruhnya dalam semalam, demikian juga aku tidak pernah tahu beliau shalat malam terus-terusan sampai subuh, demikian juga aku tidak pernah tahu beliau puasa sebulan penuh selain puasa di bulan Ramadhan." [HR Muslim]

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:

مَا صَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَهْرًا كَامِلا قَطُّ غَيْرَ رَمَضَانَ

"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam *tidak pernah puasa satu bulan penuh selain puasa Ramadhan." [HR Bukhari: 1971]

Intinya, sebagaimana dzahirnya hadits-hadits dan penjelasan para ulama di atas bahwa kita dianjurkan untuk memperbanyak puasa di bulan Sya’ban namun tidak seluruhnya selama satu bulan.

- Insya Allah Bersambung @ Dakwah Permata Sunnah

والله أعلم… وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Ditulis oleh Ustadz Abu Ghozie As Sundawie Hafidzahullah @ Dakwah Permata Sunnah

Comments

Popular posts from this blog

FADHILAT DAN KHASIA SURAH EMPAT QUL

KHASIAT AIR KETUM

Khasiat Pokok Lidah Ayam