Hidup Ini Satu Pilihan...
"Kita memang diberi kebebasan memilih, kecuali memilih akibat dari pilihan kita."
Pada akhirnya itulah Hukum Tuhan yang harus kita akui, terlepas suka atau tidak suka. Hidup ini memang pilihan. Hanya saja....meskipun kita diberi kebebasan memilih apa saja yang kita mau, namun kita tidak diberi kebebasan memilih akibat dari pilihan kita. Apapun yang terjadi di dalam diri kita, apapun yang menimpa kita, hasil apapun yang kita terima, sebetulnya adalah akibat dari serangkaian pilihan dimasa lalu.
Bahagia dan nestapa yang kita rasakan, itu adalah pilihan kita. Kenapa?
Kita punya kebebasan memilih muatan perasaan yang positif sebebas kita memilih muatan perasaan negatif. Memilih perasaan positif akan membuat kita bahagia, sebaliknya memilih muatan perasaan negatif akan membuat kita nestapa. Kita tidak bisa memilih akibat dari pilihan kita. Ada pesan bijak yang patut kita renungkan seputar kebahagiaan itu. Kebahagiaan itu bisa kita ciptakan dengan cara antara lain :
•Bebaskan hatimu dari kebencian
•Bebaskan pikiranmu dari kekhawatiran
•Hiduplah sederhana
•Jangan berharap terlalu banyak
•Ulurkan tanganmu untuk memberi kepada orang lain
•Isilah hidupmu dengan cinta
•Lakukan sesuatu seperti kamu mengharapkan orang lain melakukan sesuatu untukmu
Tinggi rendahnya derajat kita dimata orang lain, itu adalah pilihan kita. Kenapa?
Kita diberi kebebasan menabur kebaikan sebebas kita memilih menabur kejahatan. Menabur kebaikan akan membuat kita mulia di depan orang lain. Sementara menabur kejahatan akan membuat kita rendah dimata orang lain. Memberi adalah pintu untuk mendapatkan kemuliaan, sementara merugikan dan mencelakakan orang lain adalah pintu untuk mendapatkan kenistaan.
Tangguh dan tidak tangguhnya kita menghadapai realitas hidup ini adalah pilihan kita. Kenapa?
Realitas itu apapun bentuknya tetap memberikan pilihan kepada kita untuk pasrah kalah atau bangkit menakhlukkan realitas. Kepasrahan akan mengakibatkan kekalahan, sementara perlawanan akan mengakibatkan kemenangan.
"Lebih baik anda kalah dalam pertempuran memperjuangkan mimpimu. Ketimbang harus dikalahkan tanpa kamu ketahui apa yang kamu perjuangkan."
(Paulo Coelho)
Cerah dan gelapnya pikiran kita saat menghadapi masalah adalah pilihan kita. Kenapa?
Setiap masalah itu selain bisa kita gunakan untuk mencerahkan diri bisa juga kita gunakan untuk menggelapkan diri. Memilih pikiran positif akan membuat batin kita cerah, sebaliknya memilih pikiran negatif akan membuat batin kita gelap. Ada sekelompok manusia yang dicerahkan oleh masalah, tetapi ada juga yang digelapkan oleh masalah...
Apakah cukup menjadi orang bahagia hanya dengan memilih perasaan positif?
Apakah cukup menjadi orang unggul dengan memilih kesimpulan positif?
Apakah cukup menjadi orang terhormat dengan memberi kebaikan?
Apakah cukup menjadi pemenang dengan memilih untuk bangkit?
Tentu saja TIDAK CUKUP !!
Tetapi ini adalah syarat mutlak yang harus kita miliki. Untuk menjadi orang bahagia memang butuh uang, butuh kawan, butuh kehormatan dan semisalnya. Akan tetapi jika semua itu sudah kita miliki sementara perasaan kita tetap negatif, kebahagiaan pun tidak mungkin kita dapatkan.
Jadi intinya hidp ini adalah pilihan. Lantas apa hubungannya dengan sikap?
Sikap adalah bagaimana kita mengekspresikan pilihan-pilihan itu. Sikap adalah bagaimana kita mengekspresikan kecenderungan kita untuk memilih pilihan-pilihan itu.
Sikap adalah bagaimana kita menciptakan postur diri (secara batin dan secara lahir) ketika menghadapi persoalan, menghadapi orang dan menghadapi realitas.
Dalam kajian ilmu pengetahuan, sikap itu dibagi menjadi dua, yaitu sikap batin dan sikap lahir atau disebut dengan istilah ABC model.
A : Affective
B : Behavior
C: Cognitive
Affective adalah respon psikologis, misalnya seseorang menilai objek tertentu tetapi penilaian itu adanya di perasaan. Sedangkan behavior (prilaku) adalah respon tindakan, misalnya saja seseorang menyatakan sesuatu atau melakukan sesuatu berdasarkan apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan dan apa yang diyakini.
Kognitif adalah respon pikiran atau penelitian seseorang terhadap objek yang kemudian membentuk sikap tertentu.
Menurut Jung (1971), sikap adalah kesiapan kapasitas psikologis seseorang untuk beraksi atau berkreasi dengan cara tertentu terhadap objek tertentu. Jung membagi sikap menjadi dua yaitu :
a. Sikap Rasional
b. Sikap Irasional
Yang rasional itu misalnya kita membangun alasan tertentu untuk aksi atau reaksi tertentu.
Sedangkan yang irasional itu misalnya perasaan atau intuisi kita terhadap sesuatu. Ada juga yang disebut Jung dengan istilah sikap yang sadar (Conciousness [dipilih atas dasar pengetahuan dan kesadaran]) dan sikap yang tidak sadar (Unconciousness [dipilih berdasarkan naluri atau tanpa alasan yang kita ketahui])
Sikap ini ada yang negatif dan ada yang positif. Sikap negatif akan menghasilkan pilihan negatif dan akan menegatifkan hidup kita. Sebaliknya sikap positif dan akan mempositifkan hidup kita. Tentu saja rangkaian ini tidak langsung terwujud dalam hidup kita. Kenapa??
Karena sikap sendiri bermaca-macam. Belum tentu tindakan seseorang itu selaras dengan sikapnya. Himbauan untuk bersikap positif itu perlu kita jadikan catatan, karena dengan bersikap positif hidup kita akan positif.
Dalam teori ilmu pengetahuan dikenal dua istilah yang terkait dengan sikap ini. Istilah yang pertama adalah "causation" atau sebab akibat. Artinya ada sikap tertentu yang menyebabkan kita melakukan tindakan tertentu. Istilah yang kedua adalah "correlation" atau korelasi. Artinya sikap seseorang terhadap dirinya, oranglain atau keadaan (objek) akan memiliki korelasi dengan tindakannya. Misalnya saja kita menjadi orang yang pesimis melihat masa depan karena penyikapan kita terhadap berbagai kegagalan yang kita alami selama ini. Sikap kita memang bukan yang kita alami selama ini. Sikap kita memang bukan satu-satunya faktor yang membuat kita pesimis, tetapi sikap ini termasuk salah satunya.
Agama mengajarkan kita untuk bersyukur. Syukur adalah sikap hati, sikap perasaan, sikap pikiran dan sikap tindakan yang positif. Syukur yang diajarkan agama itu mengandung tiga pengertian dibawah ini:
•Anda berkesimpulan positif tentang diri anda dan keadaan anda.
•Anda menggunakan potensi yang ada miliki untuk tujuan-tujuan positif
•Anda menempuh cara-cara yang positif dalam mengembangkan potensi itu atau dalam merealisasikan tujuan itu.
Dengan seluruh penyikapan ini, secara hukum Tuhan kita akan memiliki alasan untuk mendapatkan balasan yang lebih positif dan lebih banyak (baca : Bertambahnya nikmat hidup)
Lawannya syukur adalah kufur. Kufur adalah sikap hati, sikap perasaan dan sikap tindakan yang mengingkari adanya potensi itu dijalan yang tidak benar. Kufur ini akan mendatangkan siksa. Siksanya bisa siksa batin dan siksa lahir. Termasuk siksa batin adalah munculnya stress, depresi, dan lain-lain.
"Semakin positif hidup Anda, semakin ringanlah kaki Anda dalam melangkah menuju hal-hal yang positif"
Pada akhirnya itulah Hukum Tuhan yang harus kita akui, terlepas suka atau tidak suka. Hidup ini memang pilihan. Hanya saja....meskipun kita diberi kebebasan memilih apa saja yang kita mau, namun kita tidak diberi kebebasan memilih akibat dari pilihan kita. Apapun yang terjadi di dalam diri kita, apapun yang menimpa kita, hasil apapun yang kita terima, sebetulnya adalah akibat dari serangkaian pilihan dimasa lalu.
Bahagia dan nestapa yang kita rasakan, itu adalah pilihan kita. Kenapa?
Kita punya kebebasan memilih muatan perasaan yang positif sebebas kita memilih muatan perasaan negatif. Memilih perasaan positif akan membuat kita bahagia, sebaliknya memilih muatan perasaan negatif akan membuat kita nestapa. Kita tidak bisa memilih akibat dari pilihan kita. Ada pesan bijak yang patut kita renungkan seputar kebahagiaan itu. Kebahagiaan itu bisa kita ciptakan dengan cara antara lain :
•Bebaskan hatimu dari kebencian
•Bebaskan pikiranmu dari kekhawatiran
•Hiduplah sederhana
•Jangan berharap terlalu banyak
•Ulurkan tanganmu untuk memberi kepada orang lain
•Isilah hidupmu dengan cinta
•Lakukan sesuatu seperti kamu mengharapkan orang lain melakukan sesuatu untukmu
Tinggi rendahnya derajat kita dimata orang lain, itu adalah pilihan kita. Kenapa?
Kita diberi kebebasan menabur kebaikan sebebas kita memilih menabur kejahatan. Menabur kebaikan akan membuat kita mulia di depan orang lain. Sementara menabur kejahatan akan membuat kita rendah dimata orang lain. Memberi adalah pintu untuk mendapatkan kemuliaan, sementara merugikan dan mencelakakan orang lain adalah pintu untuk mendapatkan kenistaan.
Tangguh dan tidak tangguhnya kita menghadapai realitas hidup ini adalah pilihan kita. Kenapa?
Realitas itu apapun bentuknya tetap memberikan pilihan kepada kita untuk pasrah kalah atau bangkit menakhlukkan realitas. Kepasrahan akan mengakibatkan kekalahan, sementara perlawanan akan mengakibatkan kemenangan.
"Lebih baik anda kalah dalam pertempuran memperjuangkan mimpimu. Ketimbang harus dikalahkan tanpa kamu ketahui apa yang kamu perjuangkan."
(Paulo Coelho)
Cerah dan gelapnya pikiran kita saat menghadapi masalah adalah pilihan kita. Kenapa?
Setiap masalah itu selain bisa kita gunakan untuk mencerahkan diri bisa juga kita gunakan untuk menggelapkan diri. Memilih pikiran positif akan membuat batin kita cerah, sebaliknya memilih pikiran negatif akan membuat batin kita gelap. Ada sekelompok manusia yang dicerahkan oleh masalah, tetapi ada juga yang digelapkan oleh masalah...
Apakah cukup menjadi orang bahagia hanya dengan memilih perasaan positif?
Apakah cukup menjadi orang unggul dengan memilih kesimpulan positif?
Apakah cukup menjadi orang terhormat dengan memberi kebaikan?
Apakah cukup menjadi pemenang dengan memilih untuk bangkit?
Tentu saja TIDAK CUKUP !!
Tetapi ini adalah syarat mutlak yang harus kita miliki. Untuk menjadi orang bahagia memang butuh uang, butuh kawan, butuh kehormatan dan semisalnya. Akan tetapi jika semua itu sudah kita miliki sementara perasaan kita tetap negatif, kebahagiaan pun tidak mungkin kita dapatkan.
Jadi intinya hidp ini adalah pilihan. Lantas apa hubungannya dengan sikap?
Sikap adalah bagaimana kita mengekspresikan pilihan-pilihan itu. Sikap adalah bagaimana kita mengekspresikan kecenderungan kita untuk memilih pilihan-pilihan itu.
Sikap adalah bagaimana kita menciptakan postur diri (secara batin dan secara lahir) ketika menghadapi persoalan, menghadapi orang dan menghadapi realitas.
Dalam kajian ilmu pengetahuan, sikap itu dibagi menjadi dua, yaitu sikap batin dan sikap lahir atau disebut dengan istilah ABC model.
A : Affective
B : Behavior
C: Cognitive
Affective adalah respon psikologis, misalnya seseorang menilai objek tertentu tetapi penilaian itu adanya di perasaan. Sedangkan behavior (prilaku) adalah respon tindakan, misalnya saja seseorang menyatakan sesuatu atau melakukan sesuatu berdasarkan apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan dan apa yang diyakini.
Kognitif adalah respon pikiran atau penelitian seseorang terhadap objek yang kemudian membentuk sikap tertentu.
Menurut Jung (1971), sikap adalah kesiapan kapasitas psikologis seseorang untuk beraksi atau berkreasi dengan cara tertentu terhadap objek tertentu. Jung membagi sikap menjadi dua yaitu :
a. Sikap Rasional
b. Sikap Irasional
Yang rasional itu misalnya kita membangun alasan tertentu untuk aksi atau reaksi tertentu.
Sedangkan yang irasional itu misalnya perasaan atau intuisi kita terhadap sesuatu. Ada juga yang disebut Jung dengan istilah sikap yang sadar (Conciousness [dipilih atas dasar pengetahuan dan kesadaran]) dan sikap yang tidak sadar (Unconciousness [dipilih berdasarkan naluri atau tanpa alasan yang kita ketahui])
Sikap ini ada yang negatif dan ada yang positif. Sikap negatif akan menghasilkan pilihan negatif dan akan menegatifkan hidup kita. Sebaliknya sikap positif dan akan mempositifkan hidup kita. Tentu saja rangkaian ini tidak langsung terwujud dalam hidup kita. Kenapa??
Karena sikap sendiri bermaca-macam. Belum tentu tindakan seseorang itu selaras dengan sikapnya. Himbauan untuk bersikap positif itu perlu kita jadikan catatan, karena dengan bersikap positif hidup kita akan positif.
Dalam teori ilmu pengetahuan dikenal dua istilah yang terkait dengan sikap ini. Istilah yang pertama adalah "causation" atau sebab akibat. Artinya ada sikap tertentu yang menyebabkan kita melakukan tindakan tertentu. Istilah yang kedua adalah "correlation" atau korelasi. Artinya sikap seseorang terhadap dirinya, oranglain atau keadaan (objek) akan memiliki korelasi dengan tindakannya. Misalnya saja kita menjadi orang yang pesimis melihat masa depan karena penyikapan kita terhadap berbagai kegagalan yang kita alami selama ini. Sikap kita memang bukan yang kita alami selama ini. Sikap kita memang bukan satu-satunya faktor yang membuat kita pesimis, tetapi sikap ini termasuk salah satunya.
Agama mengajarkan kita untuk bersyukur. Syukur adalah sikap hati, sikap perasaan, sikap pikiran dan sikap tindakan yang positif. Syukur yang diajarkan agama itu mengandung tiga pengertian dibawah ini:
•Anda berkesimpulan positif tentang diri anda dan keadaan anda.
•Anda menggunakan potensi yang ada miliki untuk tujuan-tujuan positif
•Anda menempuh cara-cara yang positif dalam mengembangkan potensi itu atau dalam merealisasikan tujuan itu.
Dengan seluruh penyikapan ini, secara hukum Tuhan kita akan memiliki alasan untuk mendapatkan balasan yang lebih positif dan lebih banyak (baca : Bertambahnya nikmat hidup)
Lawannya syukur adalah kufur. Kufur adalah sikap hati, sikap perasaan dan sikap tindakan yang mengingkari adanya potensi itu dijalan yang tidak benar. Kufur ini akan mendatangkan siksa. Siksanya bisa siksa batin dan siksa lahir. Termasuk siksa batin adalah munculnya stress, depresi, dan lain-lain.
"Semakin positif hidup Anda, semakin ringanlah kaki Anda dalam melangkah menuju hal-hal yang positif"
Comments
Post a Comment