Pilihan


Pilihan
Kesehatan jasmani dan rohani datang dari pilihan yang benar.

Share Tweet Post Pin
Mary Kadarusman
95 views | 33 shares
Setiap hari kita mengambil keputusan untuk memilih, bahkan setiap saat: mau memakai baju apa hari ini, mau makan apa, naik taksi atau mengendarai mobil dan sebagainya. Keputusan-keputusan yang kita ambil membawa dampak dalam hidup kita di masa mendatang. Seringkali orang tua kita mengatakan bahwa setiap orang membawa nasibnya sendiri yang sudah ditentukan, namun saya memiliki keyakinan bahwa pilihan yang kita ambil akan menentukan menjadi siapa kita kita di kemudian hari.

Pilihan-pilihan sederhana atau kurang berarti seperti baju warna apa yang akan saya kenakan hari ini, memotong rambut pendek atau memelihara rambut panjang, naik bis atau naik taksi dan lainnya adalah pilihan-pilihan yang memiliki dampak sangat kecil untuk mengubah "nasib" kita. Namun pilihan-pilihan semacam bergurau terus di dalam kelas dan tidak mendengarkan guru ketika mengajar, membawa pulang benda kantor yang bukan milik kita, menggunakan waktu sebanyak mungkin untuk tidak bekerja waktu bekerja di kantor, mengambil keputusan menikah, membeli rumah, maupun meneruskan pendidikan tinggi adalah keputusan-keputusan yang penting dan dampaknya mempengaruhi kehidupan kita. Keputusan memilih yang benar dan tepat membutuhkan pelatihan. Setiap tindakan dalam menentukan pilihan harus menjadi bagian dalam hidup kita, dan ini membutuhkan latihan. Latihan-latihan yang baik akan menjadi kebiasaan yang baik.

Apabila kita memilih untuk tidak peduli dengan apa saja di sekitar kita maka apa pun pilihan kita menjadi tidak masalah. Semakin kita dewasa pilihan-pilihan yang diambil semakin banyak dan semakin berat atau menantang. Di masa remaja pilihan-pilihan semacam memilih teman, menjadi bagian dalam kelompok dan semacamnya merupakan salah satu keputusan memilih yang sulit, itulah sebabnya membangun landasan yang kuat dalam memilih di masa kecil menjadi bagian terpenting dalam membangun watak dan mencapai keberhasilan.

Cara memilih ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan setiap hari. Apabila sejak dini kita sudah belajar memilih sesuatu dengan tepat akibatnya sewaktu dewasa akan semakin mudah mengambil keputusan memilih sesuatu dengan tepat. Landasan-landasan memilih adalah:

Menggunakan naluri kita

Naluri diberikan sejak kita lahir, misalnya waktu kita lahir kita menangis kalau lapar, tertawa bila ada yang memberikan tampang lucu, naluri mempertahankan hidup dan sebagainya. Namun naluri ini tanpa latihan juga tidak akan menolong banyak pada saat kita membutuhkan. Semakin sering kita menggunakan dan melatih naluri kita untuk memilih yang benar maka semakin mudah kita menentukan pilihan-pilihan yang tepat, sebaliknya semakin sering kita menggunakan dan melatih naluri kita untuk memilih yang tidak benar maka semakin mudah pula kita menentukan pilihan-pilihan tidak benar. Misalnya kalau Anda sudah terbiasa atau sudah membiasakan diri dari kecil mencuri maka semakin dewasa mencuri akan menjadi bagian dalam pilihan Anda. Keberhasilan menggunakan naluri ini pun membutuhkan ketenangan hati. Misalnya ada seseorang yang akan mengambil keputusan untuk membeli rumah dan pada saat yang sama orang itu sedang stres, maka apa pun pilihan yang diambilnya pastilah tidak benar. Hati yang tenang mendatangkan pikiran yang tenang, pikiran yang tenang mempertajam naluri Anda. Kadangkala kita mengatakan, "Saya tidak tahu." Tahukah Anda bahwa dengan mengatakan kalimat tersebut Anda sudah mengambil pilihan untuk tidak tahu apa pilhan Anda? Janganlah sembarangan namun bersikaplah dengan tegas terhadap pilihan yang akan Anda ambil.

Berpikiran positif

Pola berpikir positif selalu mendatangkan manfaat besar, karena pikiran Anda akan lebih terang dan dapat menolong Anda memperoleh masukan yang bermanfaat dalam setiap pilihan yang akan Anda ambil. Suatu pagi di kantor, teman saya mengatakan agar saya segera membuka komputer karena di situ ada kamera yang dapat mengambil foto kita. Saya membuka komputer saya dan ada perintah yang mengatakan bahwa saya harus duduk manis bersikap tegak dan bergaya kemudian dalam satu menit foto saya pun jadi, namun yang muncul di layar adalah tampang monyet. Saya tertawa terbahak-bahak, teman saya heran mengapa saya tidak marah malah tertawa begitu kerasnya. Saya memilih untuk tertawa karena bagi saya ini adalah hal yang lucu sedangkan teman saya dia memilih marah karena bagi dia ini adalah yang membuat dia tersinggung. Adakah manfaat untuk marah dalam hal ini? Apakah kemarahan membuat foto Anda berubah dari monyet menjadi Anda? Alih-alih menjadi marah sebaiknya menikmati lelucon di hari itu yang akan membuat hidup Anda di kantor lebih menyenangkan, bukan?

Melatih kebiasaan mental

Apakah mental itu? Menurut kamus besar bahasa Indonesia artinya batin dan watak.

Simaklah yang dikatakan Margaret Thatcher dalam kutipan ini:

Waspadalah dengan pikiranmu karena akan menjadi perkataanmu,

Waspadalah dengan perkataanmu karena akan menjadi langkah-langkahmu,

Waspadalah dengan langkah-langkahmu karena akan menjadi kebiasaanmu,

Waspadalah dengan kebiasaanmu karena akan menjadi watakmu,

Dan waspadalah dengan watakmu karena akan menjadi nasibmu."

Kita menjadi seperti apa yang kita pikirkan.

Ayah saya selalu berkata bahwa … dan saya pikir saya baik-baik saja."

― Margaret Thatcher (www.goodreads.com/quotes/tag/habits)

Pilihan yang benar selalu mendatangkan kepuasan dan kesehatan jasmani serta rohani kita, namun kita juga tidak boleh lupa bahwa memilih yang benar selalu ada rintangan dan hambatan yang membuat kita terkadang memilih yang tidak benar. Oleh sebab itu, berhati-hatilah dan berpikirlah beberapa kali sebelum mengambil keputusan untuk memilih.

Penulis: Mary Kadarusman

Comments

Popular posts from this blog

FADHILAT DAN KHASIA SURAH EMPAT QUL

KHASIAT AIR KETUM

Khasiat Pokok Lidah Ayam